Akhirnya tadi pagi kami berangkat ke Kota Bangun. Dan Kota Bangun banyak sekali berubah setelah itu.
Aku terbengong-bengong melihat perkembangan tanah kelahiran mamahku. Jalan-jalannya sudah lebih rapi karena ada program semenisasi. Toko-toko berjual macam-macam barang pun banyak bermunculan. Counter pulsa, minimarket, toko grosir, toko elektronik, sampai butik-butik menjual pakaian memenuhi pemandangan di sepanjang jalan besar. Jujur, melihatnya aku 'osok'. Seperti terlalu penuh. Tetapi ini merupakan tanda bahwa roda perekonomian di daerah ini berkembang.
Selain itu, yang mencolok adalah, makin banyaknya kendaraan beroda empat yang bersliweran. Mobil yang sliweran itu pun yang bermerk terbaru. Sayangnya hal ini tidak didukung dengan lebarnya jalan untuk jalan jalur pinggir sungai.
Kalau beberapa tahun yang lalu aku bepergian ke Kota Bangun, aku takjub dengan besarnya dan megahnya rumah-rumah yang ada di sepanjang jalur 2 menuju daerah Liang, sekarang aku takjub dengan bentuk rumah masyarakat yang ada seperti jamban di atas rumah. Rupanya itu adalah sarang burung walet. Puluhan sarang burung walet kami lalui di Kota Bangun. -_-" seperti latah gitu, satu bikin, besoknya yang lain ikutan bikin. Termasuk mamah yang latah juga, hehe tapi ga apa-apa lah kalau latahnya positif hehehe
0 comments on "Diary: Pulang Kampung edisi ekspres"
Post a Comment