Thursday, February 2, 2012

Positif dan Negatif Sebuah Rivalitas

Posted by ameliousity at 2/02/2012 01:07:00 AM
Samarinda, January 28th 2012

Manusia pada hakikatnya adalah sekumpulan makhluk sosial, dimana setiap harinya mereka bersosialisasi, melakukan kontak dan hubungan sehingga melahirkan sesuatu yang dinamakan budaya. Budaya dapat pula dikatakan sebagai wujud prestasi dari perkembangan peradaban manusia. Tidak salah jika kita menyebut olahraga sebagai suatu bentuk budaya manusia. Manusia bereksperimen dan mengembangkan berbagai macam olahraga  untuk diri mereka. Salah satunya ialah sepak bola.

Dalam artikel ini, saya tidak akan membahas mengenai sejarah berkembangnya olahraga sepak bola, atau sejarah klub-klub sepak bola yang ada di dunia ini. Berbicara mengenai sepak bola, tentu tidak lepas dari hal-hal yang berkaitan dengan suporter. Suporter suatu klub sepak bola ialah sekelompok orang yang sangat mencintai klubnya dan selalu mendukung klub yang dicintainya di stadion.

Akan tetapi, kadangkala rivalitas antar klub juga membuat gesekan-gesekan panas di antara kelompok-kelompok suporter. Memang wajar, karena masing-masing pastilah menganggap bahwa klubnya lah yang paling pantas untuk dipuja. Hal ini seringkali terjadi dalam sepak bola, terutama di Indonesia, akan tetapi kejadian seperti ini juga pernah terjadi di negara lain.

Apa penyebab terjadinya permusuhan antar suporter di Indonesia?
Jika kita bertanya tentang apa penyebab atau akar masalah dari permusuhan beberapa kelompok suporter di Indonesia, tentunya kita tak akan bisa lagi mendapatkan jawaban yang pasti. Tiap pihak yang bertikai pasti memiliki versi cerita yang beragam. Masing-masing pasti tak akan menjelekkan nama timnya sendiri.

Rivalitas itu sudah bermula di luar sepak bola
Jika berbicara tentang rivalitas, gengsi kota adalah hal yang paling utama dan paling sering dituduh sebagai penyebab permusuhan ini. Di Indonesia sendiri, ada beberapa kelompok suporter yang tercatat memiliki hubungan yang kurang harmonis. Beberapa kelompok suporter di kota-kota besar Indonesia menganggap gengsi kota sebagai penyebab pertikaian, namun ada juga beberapa hal lain. Seperti perbuatan tidak terpuji salah satu kelompok suporter terhadap suporter lain misalnya. Akan tetapi, kita sebagai manusia yang berakal budi sebaiknya menyikapi bijak hal-hal tersebut. Bukan tidak mungkin kalau isu-isu tersebut diciptakan untuk semakin memperkeruh keadaan.

Hal-hal seperti demikian tersebut seringkali berujung kepada tindak kekerasan. Seisi kebun binatang pun digunakan untuk mengumpat. Jika telah terjadi kontak fisik, tak jarang anggota kelompok suporter menjadi korban luka-luka atau yang lebih parah, mereka berkorban nyawa. Mereka justru bangga telah membuat kerusakan, telah melukai orang lain, bahkan telah menghilangkan nyawa orang lain. Semoga Tuhan masih cukup sayang dengan mereka sehingga diberi umur yang panjang untuk bertobat.

Tetapi di balik rivalitas yang absurd tersebut, sebenarnya ada nilai positif yang masih bisa dipetik dan dijadikan pelajaran. Adanya rivalitas, bisa memacu pemain, klub, maupun suporter untuk menjadi lebih baik lagi. Akan jauh lebih baik, jika rivalitas tersebut disalurkan menjadi ajang adu kreativitas antara kedua pihak yang bersaing ketat tersebut. Bukankah berlomba-lomba dalam hal kebaikan dan positif itu jauh lebih terpuji dibanding tindakan anarkisme?

Bukan bermaksud menggurui, bukan bermaksud sok pintar. Hanya ingin berbagi nilai-nilai yang sekiranya bisa bermanfaat bagi mereka yang mau membuka hati dan pikiran mereka untuk berpikir dewasa dan bijaksana. :)




0 comments on "Positif dan Negatif Sebuah Rivalitas"

Post a Comment

Thursday, February 2, 2012

Positif dan Negatif Sebuah Rivalitas

Posted by ameliousity at 2/02/2012 01:07:00 AM
Samarinda, January 28th 2012

Manusia pada hakikatnya adalah sekumpulan makhluk sosial, dimana setiap harinya mereka bersosialisasi, melakukan kontak dan hubungan sehingga melahirkan sesuatu yang dinamakan budaya. Budaya dapat pula dikatakan sebagai wujud prestasi dari perkembangan peradaban manusia. Tidak salah jika kita menyebut olahraga sebagai suatu bentuk budaya manusia. Manusia bereksperimen dan mengembangkan berbagai macam olahraga  untuk diri mereka. Salah satunya ialah sepak bola.

Dalam artikel ini, saya tidak akan membahas mengenai sejarah berkembangnya olahraga sepak bola, atau sejarah klub-klub sepak bola yang ada di dunia ini. Berbicara mengenai sepak bola, tentu tidak lepas dari hal-hal yang berkaitan dengan suporter. Suporter suatu klub sepak bola ialah sekelompok orang yang sangat mencintai klubnya dan selalu mendukung klub yang dicintainya di stadion.

Akan tetapi, kadangkala rivalitas antar klub juga membuat gesekan-gesekan panas di antara kelompok-kelompok suporter. Memang wajar, karena masing-masing pastilah menganggap bahwa klubnya lah yang paling pantas untuk dipuja. Hal ini seringkali terjadi dalam sepak bola, terutama di Indonesia, akan tetapi kejadian seperti ini juga pernah terjadi di negara lain.

Apa penyebab terjadinya permusuhan antar suporter di Indonesia?
Jika kita bertanya tentang apa penyebab atau akar masalah dari permusuhan beberapa kelompok suporter di Indonesia, tentunya kita tak akan bisa lagi mendapatkan jawaban yang pasti. Tiap pihak yang bertikai pasti memiliki versi cerita yang beragam. Masing-masing pasti tak akan menjelekkan nama timnya sendiri.

Rivalitas itu sudah bermula di luar sepak bola
Jika berbicara tentang rivalitas, gengsi kota adalah hal yang paling utama dan paling sering dituduh sebagai penyebab permusuhan ini. Di Indonesia sendiri, ada beberapa kelompok suporter yang tercatat memiliki hubungan yang kurang harmonis. Beberapa kelompok suporter di kota-kota besar Indonesia menganggap gengsi kota sebagai penyebab pertikaian, namun ada juga beberapa hal lain. Seperti perbuatan tidak terpuji salah satu kelompok suporter terhadap suporter lain misalnya. Akan tetapi, kita sebagai manusia yang berakal budi sebaiknya menyikapi bijak hal-hal tersebut. Bukan tidak mungkin kalau isu-isu tersebut diciptakan untuk semakin memperkeruh keadaan.

Hal-hal seperti demikian tersebut seringkali berujung kepada tindak kekerasan. Seisi kebun binatang pun digunakan untuk mengumpat. Jika telah terjadi kontak fisik, tak jarang anggota kelompok suporter menjadi korban luka-luka atau yang lebih parah, mereka berkorban nyawa. Mereka justru bangga telah membuat kerusakan, telah melukai orang lain, bahkan telah menghilangkan nyawa orang lain. Semoga Tuhan masih cukup sayang dengan mereka sehingga diberi umur yang panjang untuk bertobat.

Tetapi di balik rivalitas yang absurd tersebut, sebenarnya ada nilai positif yang masih bisa dipetik dan dijadikan pelajaran. Adanya rivalitas, bisa memacu pemain, klub, maupun suporter untuk menjadi lebih baik lagi. Akan jauh lebih baik, jika rivalitas tersebut disalurkan menjadi ajang adu kreativitas antara kedua pihak yang bersaing ketat tersebut. Bukankah berlomba-lomba dalam hal kebaikan dan positif itu jauh lebih terpuji dibanding tindakan anarkisme?

Bukan bermaksud menggurui, bukan bermaksud sok pintar. Hanya ingin berbagi nilai-nilai yang sekiranya bisa bermanfaat bagi mereka yang mau membuka hati dan pikiran mereka untuk berpikir dewasa dan bijaksana. :)




0 comments:

Post a Comment

 

amelie's amelie Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal